Selasa, 28 Juli 2015

Herpes Simpleks

Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 atau 2 yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab. Penyakit ini tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus herpes simplek (VHS) tipe 1 biasanya
dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi VHS tipe 2 biasanya terjadi pada decade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.  Infeksi VHS ini berlangsung dalam 3 tingkat.
1. Infeksi primer Tempat predileksi VHS tipe 1 di daerah pinggang ke atas terutama di daerah mulut dan hidung, biasanya dimulai pada usia anak-anak. Infeksi primer oleh VHS tipe 2 mempunyai tempat predileksi di daerah pinggang ke bawah terutama di daerah genital. Infeksi primer berlangsung lebih lama dan berat kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik misalnya demam, malaise, anoreksia, dan dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional. Kelaianan klinis yang dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian seropurulen  
2. Fase Laten Fase ini berarti penderita tidak ditemukan gejala klinis tetapi VHS ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis   3. Infeksi rekurens Infeksi ini berarti VHS pada ganglion dorsalis yang dalam keadaan tidak aktif, dengan mekanisme pacu menjadi aktif dan mencapai klit sehingga menimbulkan gejala klinis. Mekanisme pacu itu berupa trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, hubungan seksual, dsb), trauma psikis (gangguan emosional, menstruasi), dan dapat pula timbul akibat jenis makanan dan minuman yang merangsang. Gejala klinis yang timbul lebih ringan dari infeksi primer dan berlangsung kira-kira 7-10 hari. Sering ditemukan gejala prodromal lokal sebelum timbul vesikel berupa rasa panas, gatal, dan nyeri. Infeksi rekurens ini dapat timbul pada tempat yang sama atau tempat di sekitarnya.  

Penatalaksanaan 
Sampai saat ini belum ada terapi yang memberikan penyembuhan radikal artinya tidak ada pengobatan yang dapat mencegah episode rekurens secara tuntas, Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topical berupa salep/krim yang mengandung preparat idoksuridin, dengan cara aplikasi yang sering dengan interval beberapa jam. Preparat asiklovir yang dipakai secara topical tampaknya memberikan masa depan yang lebih cerah. Asiklovir ini cara kerjanya mengganggu replikasi DNA virus. Klinis hanya bermanfaat bila penyakit sedang aktif. Jika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres. Pengobatan oral berupa preparat asiklovir tampaknya memberikan hasil yang lebih baik, penyakit berlangsung lebih singkat dan masa rekurensnya lebih panjang. Dosisnya 5x200 mg sehari selama 5 hari. Pengobatan parenteral dengan asiklovir terutama ditujukan kepada penyakit yang lebih berat. Begitu pula dengan preparat adenine arabinosid (vitarabin), Interferon sebuah preparat glikoprotein yang dapat menghambat reproduksi virus juga dapat digunakan secara parenteral. Untuk mencegah rekurens macam-macam usaha yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan imunitas selular, misalnya pemberian preparat lupidon H (untuk VHS tipe 1) dan lupidon G (untuk VHS tipe 2) dalam satu seri pengobatan.

1 komentar: