Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti tentang manfaat yang diperoleh dari berpuasa. Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dan tidak disangka sebelumnya oleh para ilmuwan tentang adanya mukjizat puasa bagi kesehatan manusia.
Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau
kelaparan sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau
sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam
Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum, dan juga
menjaga sikap kita mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai
niat sehingga puasa berbeda jika dibandingkan dengan kelaparan biasa.
Inilah 17 mukjizat puasa terhadap kesehatan manusia
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
1). Keseimbangan anabolisme dan
katabolisme
Anabolisme dan katabolisme merubakan bagian metabolisme
atau bisa disebut juga dengan proses pencernaan di dalam tubuh. Puasa mengakibatkan
keseimbangan anabolisme dan katabolisme yang berakibat asam amino dan berbagai
zat lainnya membantu peremajaan sel akan komponennya memproduksi glukosa darah
dan mensuplai asam amino dalam darah sepanjang hari.
Cadangan protein yang cukup dalam hati karena asupan
nutrisi saat buka dan sahur akan tetap dapat menciptakan kondisi tubuh untuk
terus memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dan
fibrinogen.
Hal ini tidak terjadi pada kelaparan jangka panjang,
karena terjadi penumpukan lemak dalam jumlah besar sehingga beresiko terjadi
sirosis hati. Sedangkan saat puasa fungsi hati masih aktif dan baik.
2). Tidak akan mengakibatkan
pengasaman dalam darah
Kemudian juga berbeda dengan kelaparan dalm puasa islam
penelitian menunjukkan asam amino teroksidasi dengan pelan dan zat keton tidak
meningkat dalam darah sehingga tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam darah.
3). Tidak berpengaruh pada sel
darah manusia
Dalam penelitian, saat puasa tidak berpengaruh pada pada
sel darah manusia dan tidak terdapat perbedaan jumlah retikulosit, volume sel
eritrosit (MCV), serta rata-rata konsentrasi hemoglobin (MCH, MCHC)
dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa.
4). Puasa oleh penderita
diabetes tipe 2 tidak berpengaruh
Puasa pada penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh
dan tidak terdapat perbedaan protein gula, protein glikosilat, dan hemoglobin
glikosilat.
Namun pada penderita diabetes tipe tertentu sebaiknya
harus berkonsultasi dengan dokter bila hendak berpuasa. Diantaranya adalah
penderita diabetes dengan keton meningkat, sedang hamil, usia anak atau
komplikasi lain seperti gagal ginjal dan jantung.
5). Pengaruh pada ibu hamil dan
menyusui
Terdapat penelitian puasa terhadap ibu hamil, menyusui,
dan tidak hamil yang mana penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak
terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton,
beta hidroksi butirat, alanin, insulin, glucagon dan hormone tiroksin.
6). Pengaruh pada janin saat
ibu hamil berpuasa
Penelitian di Departemen Obstetri dan Ginekologi dari
Gaziantep University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa
komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih yang berpuasa selama bulan
Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadhan pada janin, pengukuran Doppler ultrasonografi
dalam peningkatan Diameter Biparietal Janin (BPD), peningkatan panjang tulang
paha janin (FL), meningkatkan berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil
biofisik janin (BPP), indeks cairan amnion (AFI) dan rasio arteri umbilikalis
sistol/diastole.
Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very low
density lipoprotein (VLDL), dan LDL/HDL rasio juga dievaluasi sebelum dan
sesudah ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan
yang ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu,
perkiraan kenaikan berat badan janin(EFWG), BPP janin, AFI, dan rasio
umbilikalis S/D.
7). Penurunan glukosa dan berat
badan
Studi Kohort dilakukan pada 81 mahasiswa Universitas
Teheran of Medical Sciences saat berpuasa. Dilakukan evaluasi berat badan,
indeks massa tubuh (BMI), glukosa, trigliserida (TG), LDL, HDL, VLDL, sebelum
dan sesudah puasa.
Studi ini menunjukkan bahwa puasa menyebabkan penurunan
glukosa dan berat badan. Meskipun ada penurunan yang signifikan dalam frekuensi
makan, peningkatan yang signifikan dalam LDL dan penurunan HDL.
Meskipun terjadi peningkatan serum uria dan asam urat
sering terjadi saat puasa. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL dan
apoprotein alfa 1. Penurunan LDL sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa peningkatan “chronobiological”
menunjukkan saat puasa mempengaruhi terhadap ritme penurunan distribusi
sirkadian dari suhu tubuh, hormone kortisol, melatonin, dan glisemia.
9). Memperbaiki dan merestorasi
fungsi dan kinerja sel
Saat puasa terjadi perubahan dan konversi yang massif
dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam
tubuh terjadi format ulang.
Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta per
detik sehingga puasa memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan
merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat puasa mensuplai asam lemak
dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk
tunas-tunas protein, lemak, fosfat, kolesterol, dan lainnya untuk membangun sel
baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di hati.
10). Meningkatkan konsentrasi
urin dan kekuatan osmosis urin
Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif
meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan konsentrasi urin
dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000
sampai 12000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member
perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat
meminimalkan volume air dalam darah.
11). Puasa dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan
limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak
berubah ternyata sel limfosit T mengalami kenaikan pesat.
Pada penelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi
penurunan kadar apo-betta, menaikkan kadar apo-alfa1 dibandingkan sebelum
puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh
darah.
12). Pengaruh pada hormone
virgisteron
Pada penelitian hormone wanita tidak terjadi gangguan
pada hormone virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi 80% populasi
penelitian menunjukkan hormone prolaktin. Penelitian ini menunjukkan harapan
baru bagi penderita infertilitas atau kemandulan wanita yang disebabkan
peningkatan hormone prolaktin.
13). Bermanfaat dalam
pembentukan sperma
Sebuah penelitian dilakukan terhadap hormone testoteron,
prolaktin, lemotin, dan hormone stimulating folikel (FSH) ternyata hasil akhir
kesimpulan tersebut puasa bermanfaat dalam pembentukan sperma melalui perubahan
hormone hypothalamus-pituatari testicular dan pengaruh kedua testis.
14). Pencegah dan penyembuh
penyakit mental
Di dalam otak kita terdapat “neuroglial cells” yang
memiliki fungsi untuk “membersihkan” otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang
mati atau sakit akan “dimakan” oleh neuroglial cell. Seorang ilmuwan di bidang
kejiwaan yang bernama Dr. Ehret menyatakan bahwa : “ Beberapa hari berpuasa
akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan lebih lanjut untuk mendapatkan
kesehatan mental, seseorang harus menjalani puasa lebih dari 21 hari”
15). Menurunkan hormone
adrenalin
Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengaharuskan
untuk menahan amarah. Hal ini membuat keadaan psikologis seseorang menjadi
lebih tenang dan secara ilmiah akan menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh.
Ketika seseorang marah akan meningkatkan jumlah hormone
adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Hormone adrenalin akan memperkecil
kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh
darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke
jantung sehingga meningkatkan denyut jantung. Adrenalin juga menambah
pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal
tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung,
dan otak seperti jantung koroner, stroke, dll.
Sehingga ketika seseorang menahan amarahnya maka akan
menurunkan hormone adrenalin yang akan memberikan efek baik pada tubuh seperti
mencegah pembentukan kolesterol jahat dan kontraksi empedu dan juga mengurangi
penyakit jantung koroner, stroke, dll.
Dengan berpuasa usus-usus dalam tubuh akan lebih bersih
dari sisa-sisa endapan makanan, endapan makanan inilah yang bila kelebihan akan
menjadi lemak diperut. Selain itu berpuasa juga memperbaiki sistem pencernaan
yang mengakibatkan sirkulasi makanan dan buang air menjadi lebih lancer.
17). Membuat pola pikir yang
lebih tajam dan kreatif
Puasa membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga
melambat, uniknya menurut penelitian ternyata pikiran yang melambat ini
membuatnya justru bekerja lebih tajam.
Selain itu ditinjau dari segi insting, masalah rasa lapar
adalah masalah kelanjutan hidup sehingga wajar jika rasa lapar memaksa untuk
berpikiran lebih tajam dan kreatif.
Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada
sekelompok mahasiswa di University of Chicago yang diminta berpuasa selama
tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat
dan progress mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai “REMARKABLE”
0 komentar:
Posting Komentar