Senin, 13 Juli 2015

17 Mukjizat Puasa Terhadap Kesehatan Manusia


     

  Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti tentang manfaat yang diperoleh dari berpuasa. Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dan tidak disangka sebelumnya oleh para ilmuwan tentang adanya mukjizat puasa bagi kesehatan manusia.
            Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum, dan juga menjaga sikap kita mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat sehingga puasa berbeda jika dibandingkan dengan kelaparan biasa.
            Inilah 17 mukjizat puasa terhadap kesehatan manusia berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.


1). Keseimbangan anabolisme dan katabolisme
            Anabolisme dan katabolisme merubakan bagian metabolisme atau bisa disebut juga dengan proses pencernaan di dalam tubuh. Puasa mengakibatkan keseimbangan anabolisme dan katabolisme yang berakibat asam amino dan berbagai zat lainnya membantu peremajaan sel akan komponennya memproduksi glukosa darah dan mensuplai asam amino dalam darah sepanjang hari.
            Cadangan protein yang cukup dalam hati karena asupan nutrisi saat buka dan sahur akan tetap dapat menciptakan kondisi tubuh untuk terus memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dan fibrinogen.
            Hal ini tidak terjadi pada kelaparan jangka panjang, karena terjadi penumpukan lemak dalam jumlah besar sehingga beresiko terjadi sirosis hati. Sedangkan saat puasa fungsi hati masih aktif dan baik.

2). Tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam darah
            Kemudian juga berbeda dengan kelaparan dalm puasa islam penelitian menunjukkan asam amino teroksidasi dengan pelan dan zat keton tidak meningkat dalam darah sehingga tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam darah.

3). Tidak berpengaruh pada sel darah manusia
            Dalam penelitian, saat puasa tidak berpengaruh pada pada sel darah manusia dan tidak terdapat perbedaan jumlah retikulosit, volume sel eritrosit (MCV), serta rata-rata konsentrasi hemoglobin (MCH, MCHC) dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa.

4). Puasa oleh penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh
            Puasa pada penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh dan tidak terdapat perbedaan protein gula, protein glikosilat, dan hemoglobin glikosilat.
            Namun pada penderita diabetes tipe tertentu sebaiknya harus berkonsultasi dengan dokter bila hendak berpuasa. Diantaranya adalah penderita diabetes dengan keton meningkat, sedang hamil, usia anak atau komplikasi lain seperti gagal ginjal dan jantung.

5). Pengaruh pada ibu hamil dan menyusui
            Terdapat penelitian puasa terhadap ibu hamil, menyusui, dan tidak hamil yang mana penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi butirat, alanin, insulin, glucagon dan hormone tiroksin.

6). Pengaruh pada janin saat ibu hamil berpuasa

            Penelitian di Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Gaziantep University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih yang berpuasa selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadhan pada janin, pengukuran Doppler ultrasonografi dalam peningkatan Diameter Biparietal Janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP), indeks cairan amnion (AFI) dan rasio arteri umbilikalis sistol/diastole.
            Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very low density lipoprotein (VLDL), dan LDL/HDL rasio juga dievaluasi sebelum dan sesudah ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu, perkiraan kenaikan berat badan janin(EFWG), BPP janin, AFI, dan rasio umbilikalis S/D.

7). Penurunan glukosa dan berat badan
            Studi Kohort dilakukan pada 81 mahasiswa Universitas Teheran of Medical Sciences saat berpuasa. Dilakukan evaluasi berat badan, indeks massa tubuh (BMI), glukosa, trigliserida (TG), LDL, HDL, VLDL, sebelum dan sesudah puasa.
            Studi ini menunjukkan bahwa puasa menyebabkan penurunan glukosa dan berat badan. Meskipun ada penurunan yang signifikan dalam frekuensi makan, peningkatan yang signifikan dalam LDL dan penurunan HDL.

8). Bermanafaat bagi jantung
            Meskipun terjadi peningkatan serum uria dan asam urat sering terjadi saat puasa. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL dan apoprotein alfa 1. Penurunan LDL sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa peningkatan “chronobiological” menunjukkan saat puasa mempengaruhi terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormone kortisol, melatonin, dan glisemia.

9). Memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerja sel
            Saat puasa terjadi perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang.
            Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta per detik sehingga puasa memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat puasa mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein, lemak, fosfat, kolesterol, dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di hati.

10). Meningkatkan konsentrasi urin dan kekuatan osmosis urin
            Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah.

11). Puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
            Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel limfosit T mengalami kenaikan pesat.
            Pada penelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apo-betta, menaikkan kadar apo-alfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah.

12). Pengaruh pada hormone virgisteron
            Pada penelitian hormone wanita tidak terjadi gangguan pada hormone virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi 80% populasi penelitian menunjukkan hormone prolaktin. Penelitian ini menunjukkan harapan baru bagi penderita infertilitas atau kemandulan wanita yang disebabkan peningkatan hormone prolaktin.

13). Bermanfaat dalam pembentukan sperma
            Sebuah penelitian dilakukan terhadap hormone testoteron, prolaktin, lemotin, dan hormone stimulating folikel (FSH) ternyata hasil akhir kesimpulan tersebut puasa bermanfaat dalam pembentukan sperma melalui perubahan hormone hypothalamus-pituatari testicular dan pengaruh kedua testis.

14). Pencegah dan penyembuh penyakit mental
            Di dalam otak kita terdapat “neuroglial cells” yang memiliki fungsi untuk “membersihkan” otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit akan “dimakan” oleh neuroglial cell. Seorang ilmuwan di bidang kejiwaan yang bernama Dr. Ehret menyatakan bahwa : “ Beberapa hari berpuasa akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan lebih lanjut untuk mendapatkan kesehatan mental, seseorang harus menjalani puasa lebih dari 21 hari”

15). Menurunkan hormone adrenalin
            Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengaharuskan untuk menahan amarah. Hal ini membuat keadaan psikologis seseorang menjadi lebih tenang dan secara ilmiah akan menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh.
            Ketika seseorang marah akan meningkatkan jumlah hormone adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Hormone adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke jantung sehingga meningkatkan denyut jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung, dan otak seperti jantung koroner, stroke, dll.
            Sehingga ketika seseorang menahan amarahnya maka akan menurunkan hormone adrenalin yang akan memberikan efek baik pada tubuh seperti mencegah pembentukan kolesterol jahat dan kontraksi empedu dan juga mengurangi penyakit jantung koroner, stroke, dll.

16). Mengurangi kegemukan
            Dengan berpuasa usus-usus dalam tubuh akan lebih bersih dari sisa-sisa endapan makanan, endapan makanan inilah yang bila kelebihan akan menjadi lemak diperut. Selain itu berpuasa juga memperbaiki sistem pencernaan yang mengakibatkan sirkulasi makanan dan buang air menjadi lebih lancer.

17). Membuat pola pikir yang lebih tajam dan kreatif
            Puasa membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat, uniknya menurut penelitian ternyata pikiran yang melambat ini membuatnya justru bekerja lebih tajam.
            Selain itu ditinjau dari segi insting, masalah rasa lapar adalah masalah kelanjutan hidup sehingga wajar jika rasa lapar memaksa untuk berpikiran lebih tajam dan kreatif.
            Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada sekelompok mahasiswa di University of Chicago yang diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progress mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai “REMARKABLE”


0 komentar:

Posting Komentar